Inspirasi. Menginjil Di Medsos

PAKAILAH MEDSOS UNTUK EVANGELISASI, DAHSYATNYA BIKIN SEORANG AGNOSTIK PUN DIBAPTIS DAN MENJADI ANGGOTA JEMAAT ONLINE.
*************************************************

“DUNIA CEPAT BERUBAH, MARI UBAH METODE PENGINJILAN KITA”

Saya jarang upload ayat Alkitab apalagi kutipan Roh Nubuat, saya malah suka upload/share status atau berita/artikel yang mengandung ajakan/himbauan/peringatan untuk kesadaran integritas/moralitas utamanya seruan anti-KKN, suap, pungli, dsb, karena saya memang boleh disebut “pemerhati” di soal itu. Sesekali saya hanya ucapkan “Selamat Sabat” dengan melampirkan satu-dua ayat, tapi saya sering meminta ke teman-teman sesama SDA yang rajin upload ayat yang disertai kutipan agar di-tag juga ke akun saya sekadar referensi. Tak disangka rupanya seorang rekan kerja sering memperhatikan.

Dalam suatu perjalanan tugas, tiba-tiba rekan saya yang non-SDA itu bertanya, “Apa itu yang sering mereka tag ke akunmu?” Saya pura-pura bertanya, “Yang isinya tentang apa?” Jawabnya,“Itu yang ada ayat-ayat, seperti ada nubuatan dan penjelasannya, juga ada kutipan entah dari buku-buku apa, saya tak mengerti.” “Oh yang itu, kenapa dengan hal itu, menurutmu bagaimana, itu baik atau tidak?” Saya coba memancing. Tak disangka dia menanggapi, “Menurutku itu justru sangat baik, karena ayat-ayat itu tidak pernah dibahas di gereja kami, apalagi penjelasannya, mana pernah saya mengerti kalau tidak membaca dari wall kamu.”



Pembicaraan itu membuat saya tersadar, orang lain yang upload dan tag ke saya, saya tak berbuat apa-apa, tapi Firman sudah sampai ke jiwa yang haus dan lapar, maka biarkan Roh bekerja dengan caranya yang ajaib. Saya hanya bisa mengambil pelajaran, bahwa sebagai umat sisa yang diberi tugas menyampaikan kabar keselamatan melalui Yesus Kristus dan kedatangan-Nya yang sudah dekat itu, kita harus lebih berhati-hati menggunakan media sosial, hindari meng-upload hal-hal yang dapat meredupkan atau bahkan menutupi pelita yang ada pada kita, tetapi kita harus lebih banyak mengirimkan pesan-pesan pekabaran injil, terutama yang bisa pengungkapan rahasia dari Firman Tuhan serta nubuatan-nubuatan yang bisa membuka pikiran mereka yang belum mengenal kebenaran sekarang, usahakan lebih sedikit memberitakan aktifitas pribadi/kelompok kita yang mungkin positif dan rohani tapi bukan menarik malah memprovokasi mereka yang tidak seiman (makanya BAT dan Warta Advent pun dibuat menjadi grup tertutup).

Mungkin kita tidak mahir merangkai kata dengan ayat apalagi kutipan, tapi kita bisa membagikan apa yang dikirimkan orang lain sesama SDA, bertemanlah dan bagikanlah status mereka. Teruslah mengirim pesan pekabaran Advent sekalipun singkat dan sederhana. Tak harus berisi doktrin yang “berat” karena sekadar mengupload status “Selamat Sabat” pun ternyata punya dampak. Saya punya pengalaman, sekian lama berteman di Facebook dengan seorang ibu (non-SDA) karena sering bertemu di beberapa kegiatan kedinasan sekalipun berbeda instansi. Suatu ketika saya dimutasikan ke instansi baru, tak disangka ternyata ibu itu menjadi atasan saya. Setelah kegiatan selama sepekan, menjelang siang hari Jumat, atasan saya itu berkata, “Bapak/ibu teman-teman sekalian, sekalipun besok libur, tapi karena ada yang perlu kita tuntaskan, maka besok kita akan...” tiba-tiba dia terhenti kemudian berkata, “Aduh sorry, ini Pak Henry kan Sabat, eh apa namanya, itu yang biasa menyebut Happy Sabbath itu.. aduh.. saya lupa... eee.. Advent, iya.. beliau ini Advent, untung saya ingat.. Jumat masuk matahari sudah Sabat.. iyaaa kan.. saya tahu, karena kami sudah lama berteman di Facebook... ya sudah, besok batal, nanti Senin saja.” Sesuatu yang dilihat/dibaca berulang-ulang di medsos, bukan hanya diingat tapi bahkan dihafal seperti iklan.

Kita mungkin tak mahir berkhotbah, tapi kita pun bisa share video khotbah pekabaran Advent dari Youtube atau dari sumber dan referensi lain yang tepat, atau membagikan siaran langsung khotbah, seminar atau KKR yang berlangsung dari mana saja, bagikan saja, karena terbukti cara ini pun punya dampak yang dahsyat, berikut kisahnya sebagaimana yang dilansir oleh Southern Tidings.

Giorgio Chiesa lahir dari keluarga terpandang di Italia. Ia dibaptis di Katedral Santo Paulus di Vatikan, dalam sebuah acara oikumene yang dihadiri oleh Paus Paulus VI. Beberapa kali Paus Yohanes Paulus II mengunjungi ibunya di rumah mereka. Ketika Chiesa berumur 12 tahun, ia mulai menghadiri sekolah agama. Pada hari pertama masuk kelas agama, ia bertanya kepada guru agamanya, “Bagaimana anda bisa membuktikan bahwa Tuhan itu benar-benar ada?” Guru agamanya berkata,“Kamu tidak boleh bertanya! Kamu harus percaya dengan iman saja!” Chiesa pun disuruh keluar dan tidak diizinkan mengikuti kelas hari itu.
Kepala sekolah menyampaikan ke orang tuanya bahwa Giorgio tidak percaya bahkan mempertanyakan Allah maka ia dikeluarkan, tapi ayahnya menjawab,”Jika anak saya tidak bisa bertanya di kelas agama maka ia akan berhenti dari sekolah.”

Giorgio menjadi seorang agnostik, setelah melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah bahkan universitas terbaik di Eropa belajar hukum dan bisnis internasional, ia berkesimpulan bahwa agama itu hanyalah sekadar buatan manusia bahkan Tuhan itu tidak nyata. Tahun 1999 ia bertemu seorang gadis cantik yang kemudian menjadi istrinya, Alejandra, lahir dari keluarga Advent di Kolumbia tapi kemudian meninggalkan gereja karena masalah rumah tangga yang menimpa ketika ia masih remaja belia. Giorgio dan Alejandra menikah dan pindah ke London, di sana Alejandra mulai menghadiri gereja Advent lagi. Giorgio sering mengantarnya tapi tidak mau bergabung malah berkata, “Gereja bukanlah untukku.”

Setelah delapan tahun berlalu dan mempunyai dua anak, mereka pindah ke Swiss. Di sana mereka bersahabat dengan seorang wanita Advent dari Argentina. Empat tahun kemudian mereka pun pindah ke Argentina. Tak lama kemudian mereka mendengar kabar duka bahwa adik perempuan kesayangan Giorgio meninggal karena kanker ganas. Mereka pun sangat berduka, dan untuk menguatkan mereka dari duka yang mendalam itu seorang teman Alejandra mengajak mereka untuk menonton video yang di-share seseorang, khotbah online itu berbahasa Spanyol dari seorang pendeta Advent dari Jemaat Collegedale, Tennessee, AS. Baru sekali mengikuti khotbah online itu, Giorgio mulai berpikir bahwa sepertinya agama itu masuk akal.

Tiga tahun kemudian, karena alasan pekerjaan mereka pindah ke Bahama, tapi mereka tetap menonton video ibadah Sabat online yang disiarkan dari jemaat Collegedale di Amerika itu. Beberapa tahun lewat, suatu ketika mereka mengundang Pendeta Joel Barrios, pengkhotbah yang sering mereka ikuti dari siaran online itu, berkunjung ke rumah mereka di Bahama. Pendeta Barrios pun memberikan pelajaran Alkitab lanjutan khusus untuk orang atheis dan agnostik seperti Giorgio. Bahkan ketika Pendeta Barrios sudah kembali ke Tennessee, mereka tetap berhubungan untuk belajar Alkitab secara online via Skype. Kemudian Tuhan campur tangan.

Pada bulan Desember 2017 keluarga Giorgio ingin berlibur ke Kolumbia dengan rencana selanjutnya bermain ski di Kanada pada Februari 2018. Sesuatu keanehan terjadi, peralatan ski mereka yang dikirim via kurir hilang, tapi Giorgio tetap berniat untuk membeli peralatan baru di Kananda nanti. Ketika mereka sampai ke Kolumbia, kembali hal aneh terjadi, Giorgio jatuh di bandara dan lengan kanannya patah sehingga mereka batal berliburan untuk main ski, padahal mereka sangat menyukainya. Tak disangka Pendeta Barrios tiba-tiba mengundang keluarga Giorgio untuk menghadiri kegiatan penginjilan di Tennessee. Keluarga Giorgio pun batal ke Kanada dan berangkat ke Tennessee di hari yang sama.

Selama mengikuti KKR, Giorgio dan keluarga sangat terkesan dengan cara pemaparan firman yang sangat praktis oleh Pendeta Roger Hernandez pembicara sepekan yang juga direktur kependetaan di Southern Union itu. Giorgio berkata,”bahkan anak saya yang berumur 12 tahun yang biasanya mengeluh bila diajak ibunya ke gereja, terlihat sangat menikmati KKR ini bersama teman-teman barunya di gereja. KKR belum selesai, Giorgio sudah menyatakan bersedia dibaptis, dan tak disangka pada malam terakhir, malam panggilan (Jumat), istrinya Alejandra ternyata ikut berdiri bersama para calon baptisan, meminta untuk dibaptiskan kembali.

Giorgio dan Alejandra pun menjadi Anggota Online pertama dari Jemaat Collegedale di Tennessee sekalipun mereka tinggal di Bahama. Luar biasa. Apakah jemaat anda sudah punya Anggota Online?

Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Matius 24:14. Lalu siapa yang akan pergi ke seluruh dunia? Bisa saja bukan siapa tetapi apa.. dan itu mungkin saja internet.. dan anda tak harus pergi ke seluruh dunia, gunakan medsos beritakan injil maka anda sudah pergi..



From:
Hendry Tumbel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

24 ORANG ADVENT DI TIMIKA DIPECAT

KINI SEMINAR TRINITAS DI SEMARANG

Seminar Trinitas 2 Hari Di Hope Channel Indonesia